0
KOS EKA
Posted by Yeni Sugian
on
13.48
Kos Eka merupakan nama kos saya tempati ketika masuk kuliah, sampai dengan sekarang saya masih mendiami kos ini. Apakah saya betah disini itu tak ada jawabannya, di katakan betah saya pasti betah, walaupun bukan kos yang terlalu mewah dilengkapi dengan kamar berbentuk persegi kurang lebih 3X2 meter, dengan ranjang agak rendah di lengkapi dengan 2 buah kasur, dua buah bantal dan satu bantal guling. Kamar mandi terpisah, dapur juga disediakan sendiri, serta Wc pun terpisah.
Kos ini mempunyai 14 buah kamar, namun sekarang yang berpenghuni mungkin cuma 5 orang, yang lain mungkin sudah pindah ke kos yang lebih baik ataupun juga sudah lulus kuliah dan bekerja dan tentunya kembali ke kampung halaman. Sejauh ini kos ini mempunyai banayak kenangan bagi ku, bertemu dengan teman2 dari daerah yang berbeda wooo amazing bangetlah, itu dulu ketika ibu kos belum mempunyai sifat yang terlalu matre atau hanya selalu mengandalkan materi atau sebut saja uang- uang dan uang.
Seiring waktu bergulir dan saya sudah memasuki semester 6 dalam menempuh pendidikan saya di bangku kuliah keadaan kos semakin runyam, sebut saja ada salah paham antar teman dalam kos yang mengkibatkan ada yang memutuskan untuk pindah mencari kos yanag lain. Ada juga pendapat yang mengaatakan bahwa kos disini tarifnya sangat mahal untuk anak kos, yah walaupun masih ada kos diluar sana yang masih berharga jauh dibawah kos saya. Kos eka sebulan harus membayar 200ribu untuk setiap anak yang menghuni satu kamar, 200 ribu sendiri bagi saya juga sudah lumayan berat yah walaupun sebulan juga saya dikirim uang juga ga seberapa banyaknya.
Pemilik kos sendiri bernama Eka Nisfi dan suaminya Rusdi, mereka berdua sudah berumah tangga, mungkin setelah menikah sekian tahun dan dikaruniai dua orang anak, yang perempuan bernama yunia dan yang bungsu bernama dika. Ka Eka demikian saya menyapa beliau, merupakan tipe orang yang keras, keras mengapa dari cerita-cerita yang saya dengar orang tuannya mendidik dia juga dengan keras, dengan marah-marah walaupun mungkin tujuan setiap orang tua mendidik anaknya untuk hal yang baik.
awal saya kos disini ka Eka merupakan orang yang ramah dan murah senyum, namun selang setahun saya kos disini dia menjadi buas, setiap hari kerjaan yang dia lakukan hanayalah mencari-cari kesalahan anak kosnya, bukan itu saja setiap hari juga pekerjaannya tidak akan lepas dari menceramahi anaknya yang sulung, ini lah yang membuat sebagian anak kos tak betah untuk kos disini, hal yang lebih parah lagi yaitu, ketika kita akan menunda pembayaran kos karena mungkin bayar kos tidak akhir bulan trus belum gajian atau mungkin belum dapat kiriman dan sebagainya, dengan ramah Ka eka akan berkata ya ga p2, namun setelah esok kembali dia akan menceritakan yang tidak-tidak mengenai kita, dia akan bilang oh.... si ******* kan belum bayar kos tapi kok bisa yah beli ini itu, makan ini itu yang enak2 tapi buat bayar kos aja ga bisa.
bukan hanya sampai distu kejelekan yang dimiliki olehnya, dimana kita bertemu dengannya dia akan mengatakan kejelekan-kejelekan yang dimiliki oleh anak kos yang lain, sampai suatu ketika semua yang dilakukannya di belakang anak kos nya membuat perang dunia ke tiga pecah, banyak yang gugur alias memilih untuk pindah dari kos, namun ada juga yang bertahan seperti saya. mengapa saya memilih untuk bertahan, bukan karena tahan akan makiannya ka eka, melainkan ibu saya pun melarang saya untuk pindah. jika beliau ingin menjenguk saya diaa tak akan susah2 mencari alamat saya, lagi pula saya menargetkan lulus kuliah juga setahun lagi.
setahun bukanlah waktu yang lama, asal jangan pernah menunggu yang penting jalani saja dengan apa adanya dan penuh semangat mungkin kejemuan yang selama ini melanda akan cepat selesai. sampai detik ini semua kejelekan ibu kos juga tertular pada saya sendiri, nah lo buktinya sekarang saja saya jugaa sudah menceritakan kejelekan yang dimilikinya.
Kos ini mempunyai 14 buah kamar, namun sekarang yang berpenghuni mungkin cuma 5 orang, yang lain mungkin sudah pindah ke kos yang lebih baik ataupun juga sudah lulus kuliah dan bekerja dan tentunya kembali ke kampung halaman. Sejauh ini kos ini mempunyai banayak kenangan bagi ku, bertemu dengan teman2 dari daerah yang berbeda wooo amazing bangetlah, itu dulu ketika ibu kos belum mempunyai sifat yang terlalu matre atau hanya selalu mengandalkan materi atau sebut saja uang- uang dan uang.
Seiring waktu bergulir dan saya sudah memasuki semester 6 dalam menempuh pendidikan saya di bangku kuliah keadaan kos semakin runyam, sebut saja ada salah paham antar teman dalam kos yang mengkibatkan ada yang memutuskan untuk pindah mencari kos yanag lain. Ada juga pendapat yang mengaatakan bahwa kos disini tarifnya sangat mahal untuk anak kos, yah walaupun masih ada kos diluar sana yang masih berharga jauh dibawah kos saya. Kos eka sebulan harus membayar 200ribu untuk setiap anak yang menghuni satu kamar, 200 ribu sendiri bagi saya juga sudah lumayan berat yah walaupun sebulan juga saya dikirim uang juga ga seberapa banyaknya.
Pemilik kos sendiri bernama Eka Nisfi dan suaminya Rusdi, mereka berdua sudah berumah tangga, mungkin setelah menikah sekian tahun dan dikaruniai dua orang anak, yang perempuan bernama yunia dan yang bungsu bernama dika. Ka Eka demikian saya menyapa beliau, merupakan tipe orang yang keras, keras mengapa dari cerita-cerita yang saya dengar orang tuannya mendidik dia juga dengan keras, dengan marah-marah walaupun mungkin tujuan setiap orang tua mendidik anaknya untuk hal yang baik.
awal saya kos disini ka Eka merupakan orang yang ramah dan murah senyum, namun selang setahun saya kos disini dia menjadi buas, setiap hari kerjaan yang dia lakukan hanayalah mencari-cari kesalahan anak kosnya, bukan itu saja setiap hari juga pekerjaannya tidak akan lepas dari menceramahi anaknya yang sulung, ini lah yang membuat sebagian anak kos tak betah untuk kos disini, hal yang lebih parah lagi yaitu, ketika kita akan menunda pembayaran kos karena mungkin bayar kos tidak akhir bulan trus belum gajian atau mungkin belum dapat kiriman dan sebagainya, dengan ramah Ka eka akan berkata ya ga p2, namun setelah esok kembali dia akan menceritakan yang tidak-tidak mengenai kita, dia akan bilang oh.... si ******* kan belum bayar kos tapi kok bisa yah beli ini itu, makan ini itu yang enak2 tapi buat bayar kos aja ga bisa.
bukan hanya sampai distu kejelekan yang dimiliki olehnya, dimana kita bertemu dengannya dia akan mengatakan kejelekan-kejelekan yang dimiliki oleh anak kos yang lain, sampai suatu ketika semua yang dilakukannya di belakang anak kos nya membuat perang dunia ke tiga pecah, banyak yang gugur alias memilih untuk pindah dari kos, namun ada juga yang bertahan seperti saya. mengapa saya memilih untuk bertahan, bukan karena tahan akan makiannya ka eka, melainkan ibu saya pun melarang saya untuk pindah. jika beliau ingin menjenguk saya diaa tak akan susah2 mencari alamat saya, lagi pula saya menargetkan lulus kuliah juga setahun lagi.
setahun bukanlah waktu yang lama, asal jangan pernah menunggu yang penting jalani saja dengan apa adanya dan penuh semangat mungkin kejemuan yang selama ini melanda akan cepat selesai. sampai detik ini semua kejelekan ibu kos juga tertular pada saya sendiri, nah lo buktinya sekarang saja saya jugaa sudah menceritakan kejelekan yang dimilikinya.
Posting Komentar