0

Proses itu awal

Posted by Yeni Sugian on 20.15
Hari ini kebetulan tingkat kerajinan gue lagi di atas ambang batas normal jadi pengennya nulis terus,terkadang banyak yang ingin di tuangkan disini, banyak ide yang berlimpah di dalam hati, pikiran, dan mulut gue. Namun entah mengapa untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan sungguh teramat sulit. Namun seperti kata-kata yang pernah gue baca, tak akan ada seorangpun yang bisa mengambil ide kita, itu sungguh kata-kata yang bijak dan mari kita beri tepuk tangan buat orang yang telah berjasa mengangkat kata-kata ini ** Prok prok prok.... **

Dari judulnya kudu di baca, Loe akan banyak tau karena membaca, jadi baca, baca dan baca, setidaknya itulah kata-kata yang paling gue ingat selama kuliah ini, dosen sosiologi gue termasuk dosen yang memang punya peran besar di kampus, udah pensiun tapi masih dibutuhkan sebagai tenaga pengajar. Bukan hanya itu namun prestasi beliau di lingkungan masyarakat pun banyak.

Terus kenapa tadi gue bilang BACA, BACA, dan BACA????? setiap masuk jam kuliah sosiologi untuk pemanasan, beliau akan bertanya materi minggu yang lalu, yah terang aja lah mahasiswanya di tanya nggak ada yang menjawabnya, masalahnya simpel kok kenapa kalau ditanya diam semua, " ANTARA PAHAM NAMUN RAGU, ATAU SAMA SEKALI GAK PAHAM " yang terakhir nih gue banget.

Sekarang kenapa harus baca, baca dan baca, agar loe juga ngerti maksud dari postingan gue kali ini apa..

***



Setangkai tanaman bunga yang terjuntai indah di depan taman rumah kita, dan kita juga dapat melihat seekor atau lebih kupu-kupu yang cantik, namun kita juga melihat diantara bunga dan kupu-kupu tersebut ada seekor ulat. iyaaaaapppp ulat, ulat bulu atau tidak berbulu yang penting ulat

Sontak kita akan menganggapnya sebagai hama pengganggu, di jauhi, dibuang, di injak, dilempar, sungguh kejam manusia itu ( kadang gue juga begitu ketika naluri kanibal gue muncul kepermukaan ) ** Jahattttttt....

Bayangkan diri kita sekarang, seperti ulat di antara bunga-bunga yang mekar indah, diantara kupu-kupu yang terbang dengan eloknya. Diri kita yang sekarang mungkin hanya dilihat sepintas lalu pergi, atau dihina orang, sementara bunga-bunga layaknya orang-orang hebat dikagumi dan didekati banyak orang.

Itulah diri kita yang sedang berada di titik terendah dalam hidup,mengalami penghinaan, seperti tak berguna atau bahkan dipandang sampah. Maka dari itu bayangkan diri kita seperti ulat yang akan menjadi kupu-kupu. Kehinaan, kekurangan, yang ada sekarang tentu akan berganti menjadi kemuliaan. Kebodohan yang sekarang akan menjadi kebijaksanaan. Keputusasaan yang sekarang akan menjadi optimisme yang terkembang dalam senyum.

Belajarlah dari ulat, namun kita tetap akan menjadi ulat jika kita enggak meniru sifat ulat yang lain yaitu RAKUS!! Rakuslah seperti ulat rakus memakan daun-daun di sekitarnya. Rakuslah belajar, rakuslah berlatih, rakuslah bekerja. Ambillah semua ilmu yang baik yang dibagikan semesta. Tekunlah seperti ulat yang pelan-pelan membangun kepompongnya sendiri. Abaikan cela dan hinaan ketika kita berusaha sekuat tenaga untuk mengubah tubuh ulatmu menjadi seekor kupu-kupu. Semua butuh waktu, maka bersabarlah. Waktu itu adalah Proses, dan Proses memang butuh waktu.

***

Someday..
Suatu ketika seorang guru bertanya kepada murid-muridnya tentang siapa itu Tuhan?
Ketika guru bertanya kepada steven, menjawablah ia bahwa Tuhan itu adalah hakim yg mengadili orang yang jahat karena bapaknya steven seorang hakim.Lalu guru bertanya kepada Albert, siapakah Tuhan? jawab Albert, Tuhan adalah dokter yg bisa menyembuhkan segala penyakit, karena bapaknya Albert adalah seorang dokter.Selanjutnya guru bertanya kpd Michael, siapa Tuhan? Michael berkata bahwa Tuhan adalah yang bisa memberikan segalanya ketika kita meminta kepadaNYA.
Bapaknya Michael adalah konglomerat yg selalu menuruti keinginan anaknya.

Sang guru kemudian bertanya kepada Sarjo, siapakah Tuhan itu? Dengan suara lemah Sarjo menjawab bahwa Tuhan itu seorang PEMULUNG. Mendengar hal tersebut membuat kelas menjadi ricuh dgn jawaban Sarjo, bagaimana bisa Tuhan itu PEMULUNG. Gurupun bertanya, kenapa Sarjo bilang kalau Tuhan itu PEMULUNG?

Dengan menengadahkan mukanya, Sarjo berkata bahwa seorang pemulung mengambil barang- barang yang tidak berguna dan mengumpulkannya, membersihkannya sehingga menjadi berguna.

Bapak saya juga memungut saya dari jalanan dan membawa pulang saya ke rumahnya, saya diasuhnya, disekolahkan, dididiknya sehingga menjadi berguna. Jika bapak saya tidak mengambil saya dijalanan, entah jadi apakah nasib saya sekarang di jalan. Demikianlah Tuhan menjadikan seorang "pemulung" yang mengambil yang tidak berguna menjadi berguna.



***
Banyak yang ingin sekuat baja, namun tidak pernah ingin di tempa.
Banyak ingin seharum dupa, namun tidak ingin terbakar.
Banyak yang ingin secemerlang emas namun tak ingin di lebur

Seberapapun sakitnya sebuah pembentukan atau proses, itu akan menjadikan kita lebih indah dari yang sekarang, jangan pernah takut untuk dibentuk, dibentuk untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

|

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 Yeni's Official Blog All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.