0
Utama dan yang utama
Posted by Yeni Sugian
on
20.12
Sering dengar peribahasa yang bilang “ jangan menilai sebuah buku dari covernya, cobalah lihat dan baca isinya “. Hal ini sama dengan ungkapan yang bilang jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja tetapi lihatlah hati-nya.
Menurut saya penampilan memang bukan yang “ utama ” tapi “ pertama “. Pertama kali orang akan menilai kita dari penampilan kita sendiri, jadi penampilan memang menempati tempat yang pertama.
Sebuah contoh simple : Seseorang pengangguran berat yang menunggu waktu untuk menjalani serangkaian interview masuk sebuah perusahaan sudah barang tentu dia akan mempersiapkan segalanya dari awal. Misalnya persiapan mental, fisik, psikologinya sendiri.
Namun pada waktu hari H yang din anti tiba, penampilan pun tak kalah pentingnya. Karena seorang pewawancara bukan hanya menilai bagaimana kecakapan kita dalam menjawab semua pertanyaan yang dia berikan, penampilan pun dapat jadi bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian tersebut.
Yang salah adalah ketika seseorang menempatkan penampilan sebagai yang utama dari yang pertama, ini sangat berbahaya. Ada yang mati- matian untuk tampil WAH dengan berbagai cara agar terlihat menarik dan mendapat empati serta pujian dari orang- orang yang ada di sekelilingnya. Dan sayangnya lagi mahluk- mahluk Tuhan jaman sekarang lebih melihat penampilan luar dibandingkan hatinya. Tak usah menyangkal, saya pun demikian.
Pernah melihat seseorang yang berpenampilan urak- urakan seperti manusia tak mandi seminggu, dengan tindikan sana sini tak lupa dengan bangganya mempertontonkan rantai di lehernya seperti leher pengingkat anjing bulldog. Siapa yang tau kedalaman hatinya, mungkin itu hanya luarnya, namun hatinya bisa saja seperti malaikat penolong, bukan malaikat maut ataupun malaikat pencabut nyawa.
Bandingkan saja dengan orang yang awalnya sangat lembut, kalem, baik hati serta tidak sombong namun di baliknya dia berhati jahat, walaupun tidak semuanya demikian yah seperti saya ini akan selalu tetap baik hati, ramah, lucu, ngangenin dan tidak sombong # kumatttt.
So Outner beauty and inner beauty sama pentingnya, jadi penampilan memang penting tapi penampilan hati jauh teramat penting
Sebuah contoh simple : Seseorang pengangguran berat yang menunggu waktu untuk menjalani serangkaian interview masuk sebuah perusahaan sudah barang tentu dia akan mempersiapkan segalanya dari awal. Misalnya persiapan mental, fisik, psikologinya sendiri.
Namun pada waktu hari H yang din anti tiba, penampilan pun tak kalah pentingnya. Karena seorang pewawancara bukan hanya menilai bagaimana kecakapan kita dalam menjawab semua pertanyaan yang dia berikan, penampilan pun dapat jadi bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian tersebut.
Yang salah adalah ketika seseorang menempatkan penampilan sebagai yang utama dari yang pertama, ini sangat berbahaya. Ada yang mati- matian untuk tampil WAH dengan berbagai cara agar terlihat menarik dan mendapat empati serta pujian dari orang- orang yang ada di sekelilingnya. Dan sayangnya lagi mahluk- mahluk Tuhan jaman sekarang lebih melihat penampilan luar dibandingkan hatinya. Tak usah menyangkal, saya pun demikian.
Pernah melihat seseorang yang berpenampilan urak- urakan seperti manusia tak mandi seminggu, dengan tindikan sana sini tak lupa dengan bangganya mempertontonkan rantai di lehernya seperti leher pengingkat anjing bulldog. Siapa yang tau kedalaman hatinya, mungkin itu hanya luarnya, namun hatinya bisa saja seperti malaikat penolong, bukan malaikat maut ataupun malaikat pencabut nyawa.
Bandingkan saja dengan orang yang awalnya sangat lembut, kalem, baik hati serta tidak sombong namun di baliknya dia berhati jahat, walaupun tidak semuanya demikian yah seperti saya ini akan selalu tetap baik hati, ramah, lucu, ngangenin dan tidak sombong # kumatttt.
So Outner beauty and inner beauty sama pentingnya, jadi penampilan memang penting tapi penampilan hati jauh teramat penting
Posting Komentar